1. JONGMYO

ongmyo adalah kuil Konfusius yang dibuat untuk menyimpan tablet memorial dari raja serta ratu dari Dinasti Joseon yang terletak di kota Seoul, Korea Selatan. Menurut UNESCO Jongmyo adalah kuil kerajaan yang tertua yang digunakan untuk tempat penghormatan dan ritual upacara sejak abad ke-14. Kuil Jongmyo dijadikanSitus Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1995.
SEJARAH
Ketika Jongmyo dibangun pada tahun 1394 atas perintah Raja Taejo, ia diperkirakan sebagai salah satu bangunan terpanjang di Asia. Ruang utamanya, Jeongjeon, memiliki 7 buah kamar. Setiap kamar disediakan untuk raja dan ratu. Komplek Jongmyo diperluas oleh Raja Sejong yang memerintahkan pembangunanYeongnyeongjeon (Ruang Kenyamanan Abadi). Perluasan dilakukan dengan pembangunan komplek ke arah timur, sebab diperlukan beberapa kamar lagi untuk menyimpan tablet memorial mendiang raja dan ratu sehingga menjadi 17 kamar. Namun pada masa Invasi Jepang ke Korea, penyerbu Jepang membakar dan meruntuhkan bentuk asli bangunan, dan komplek yang baru didirikan lagi tahun 1601 yang merupakan bentuk asli hingga kini.
Tablet memorial asli diselamatkan dari kebakaran dengan menyimpannya di rumah penduduk dan masih bertahan hingga kini. Terdapat 19 tablet memorial raja-raja dan 30 milik para ratu. Hanya 2 raja yang tidak memiliki tablet memorial.
Gerbang masuk selatan disediakan untuk para arwah yang masuk dan keluar, gerbang timur untuk raja, dan gerbang barat untuk para anggota pelaku upacara dan ritual.
Dilihat dari kursi tahta raja di Istana Gyeongbok, Jongmyo berada pada sisi kiri, danAltar Sajik, tempat ibadah penting lain berada di sisi kanan. Pengaturan ini didasarkan pada cara fengshui. Bangunan utama dikelilingi perbukitan dan didepannya terdapat lapangan bernama Woldae, yang panjangnya 150 meter dan lebar 100 meter.
2. ISTANA CHANGDEOK
Changdeokgung (Istana Changdeok) adalah sebuah komplek istana Dinasti Joseon di Seoul,Korea Selatan.
Karena terletak di sebelah timur Istana Gyeongbok sehingga disebut pula Donggung atau Istana Timur. Changdeokgung bermakna "Istana Kebajikan Gemilang".
Istana Gyeongbok sebagai istana utama merupakan pusat pemerintahan yang dikelilingi oleh kuil leluhur, altar kurban dan kantor-kantor pemerintahan. Namun istana yang disukai dan ditinggali lebih lama bukan Gyeongbok, melainkan Changdeok. Saat pemerintahan Joseon berakhir pada tahun 1910, Istana Changdeok dijadikan aset pemerintah dan dibuka untuk umum.
Sampai kini, komplek ini dipuji karena mewarisi elemen-elemen arsitektur zaman Tiga Kerajaanyang menciptakan harmonisasi dengan alam sekitar. Metode ini tidak dimasukkan dalam pembangunan Gyeongbokgung.
Bersama Benteng Hwaseong, Istana Changdeok dilestarikan sebagai Situs Warisan DuniaUNESCO pada tahun 1997.
SEJARAH
Didirikan pada tahun 1405, Istana Changdeok awalnya dijadikan sebagai balai angin atau villa(igung). Villa seperti ini biasanya hanya digunakan sebagai kediaman sementara saat raja ingin beristirahat dari kegiatan rutin di istana utama. Sebagian besar dibangun jauh dari ibukota, terutama di daerah-daerah dengan pemandangan indah. Namun begitu, Changdeokgung adalah satu-satunya villa yang terletak dalam ibukota, hanya berjarak 1 km dari Istana Gyeongbok, istana utama Joseon. Kebiasaan membangun villa dalam kota seperti itu bermula semenjak zaman Dinasti Goryeo.
Karena Istana Changdeok pada awalnya dibangun sebagai villa, bangunannya tidak luas dan fasilitasnya diutamakan untuk kemudahan raja. Ketika perannya semakin meningkat dimana lebih banyak aktivitas formal yang dilaksanakan di sana, kompleknya diperluas dan jumlah bangunan ditambah.
Selama 200 tahun pertama, Istana Changdeok tidak terpengaruh masalah-masalah politikyang terjadi di istana utama. Saat kehidupan raja sedang tenang, ia akan pergi ke Istana Changdeok.
Pada periode ini, lokasi yang jadi favorit raja adalah Gwangyeollu ("Pendopo Luas"), yang memang sudah didirikan sejak awal pembangunan villa. Raja Taejong tercatat sering mengadakan jamuan untuk para pejabat istana di tempat ini. Selain itu ia juga suka menontongyeokgu (pertandingan polo) dari sini. Dapat disimpulkan bahwa dahulu di dekatnya ada lapangan yang luas. Selama 100 tahun, Gwangyeollu dimanfaatkan sebagai tempat bersantai-santai. Namun pada abad ke-16, bangunan ini mulai lapuk dan tak terawat, kemudian dirobohkan dan tak pernah dibangun lagi.
Istana Changdok musnah dilalap api dalam peristiwa Perang Imjin pada tahun 1592.Pembangunan kembali dilakukan pada tahun 1609 untuk menggantikan Istana Gyeongbok sebagai istana utama. Bangunan-bangunannya direkonstruksi di posisi semula dengan struktur dasar dan nama yang sama dengan sebelumnya.
Sebenarnya Istana Changdeok sulit untuk dijadikan sebagai istana utama kareana awalnya tidak dirancang untuk mendukung upacara-upacara formal atau penyambutan utusan asing. Halaman depan aula utama terlalu sempit dan pendopo untuk bersenang-senang tidak cukup leluasa menjamu tamu-tamu. Walau terkendala dengan hal-hal ini, keluarga kerajaan tetap menggunakan Istana Changdeok tanpa merombaknya sedikit pun. Hal itu dikarenakan tradisi yang menghindari perusakan terhadap hasil karya leluhur.
Dalam periode 250 tahun dari abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-19, Istana Changdeok mengalami beberapa kali musibah kebakaran serius. Pada tahun 1621, terjadi kebakaran yang disebabkan peristiwa pemberontakan Yi Gwal.
Pada tahun 1830, sebuah kebakaran lain terjadi menghanguskan bangunan-bangunan di bagian dalam istana yang bermula dari ondol(penghangat ruangan) yang tertiup angin.Sistem ondol yang selalu digunakan pada musim dingin untuk menjaga kehangatan ruangan-ruangan merupakan resiko yang sulit dihindari. Namun setelah kebakaran, bangunan-bangunannya selalu direkonstruksi kembali seperti bentuk asli sehingga rancangan dasar masih terus terpelihara sampai sekarang.
3. BULGUKSA
Bulguksa atau Kuil Bulguk (佛國寺; "Kuil Negeri Buddha") adalah kuil Buddha utama dariSekte Jogye. Bulguksa terletak di Gyeongju, Provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan. Kuil ini begitu penting karena merupakan situs peninggalan bersejarah sejak zaman kerajaanSilla, serta menyimpan 7 buah harta nasional Korea Selatan yang masih terawat dengan baik. Bulguksa dikategorikan sebagai Situs Bersejarah dan Indah No.1 oleh pemerintah Korea Selatan. Bersama dengan Seokguram, tempat ziarah di Gunung Toham, Bukguksa menjadiSitus Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.
Kuil Bulguk didirikan pada tahun 751 pada masa pemerintahan Gyeongdeok dari Kerajaan Silla dan pembangunanya dikonstruksikan oleh perdana menteri Kim Daeseong. Pembangunannya selesai pada tahun 774, setelah kematian Kim dan dinamakan Bulguksa. Kuil Bulguk direnovasi pada zaman Goryeo dan awal Dinasti Joseon. Namun pada masaInvasi Jepang tahun 1592-1598, ia tak luput dari kehancuran. Rekonstruksi kembali dilakukan sebanyak 40 kali antara tahun 1604 sampai tahun 1805. Renovasi juga dilakukan pada zaman penjajahan Jepang, namun beberapa buah harta kuil dikabarkan lenyap.
Restorasi setelah Perang Dunia II dan Perang Korea dilaksanakan pada tahun 1966. Barulah antara tahun 1969 dan 1973, almarhum Presiden Park Chung Hee memulai upaya restorasi dan perbaikan besar-besaran hingga strukturnya menjadi seperti yang sekarang ini. Bagian-bagian pagoda batu dikembalikan bentuknya seperti sediakala.
Kuil Bulguk berada di kaki Gunung Toham dan saat ini menjadi kuil utama distrik ke-11 dari Sekte Jogye.
STRUKTUR
Gerbang masuk ke kuil adalah Sokgyemun. Gerbang Sokgye dan tangga batu menuju kuil adalah arsitektur unik yang merupakan bagian dari harta nasional nomor 23. Tangga bawah dinamakan Cheong-ungyo ("Jembatan Awan Biru"), panjangnya 6,3 meter dan berjumlah 17 buah pijakan. Jembatan atas dinamakan Baek-ungyo ("Jembatan Awan Putih"), panjangnya 6,3 meter dan pijakannya berjumlah 16 buah. Pijakan kedua jembatan ini berjumlah 33, yang melambangkan 33 tahap pencerahan dalam ajaran Buddha. Jembatan ini mengarah ke pintuGerbang Jaha.
Bulguksa mempunyai dua buah pagoda batu, Seokgatab dan Dabotab. Seokgatab disebut juga dengan "Pagoda Sakyamuni" memiliki 3 tingkap, tingginya 8,2 meter. Arsitektur Seokgatab lebih sederhana daripada Dabotab karena tidak banyak terdapat ukiran. Pagoda seperti ini merupakan tipikal pagoda di sebagian besar kuil Buddha di Korea, namun berbeda dengan Dabotab yang merupakan pagoda satu-satunya di Korea yang memiliki arsitektur kaya ornamen. Dabotab atau "Pagoda Berlimpah Harta" memiliki tinggi 10,4 meter. Kedua pagoda ini merupakan harta nasional nomor 20 dan 21.
Daeungjeon, atau "Aula Pencerahan Agung" adalah aula utama Bulguksa. Aula Daeung menyimpan patung Buddha Sakyamuni yang disepuh emas. Di bagian belakang aula utama terdapat Aula Museol. Aula penting lainnya adalah Gwaneumjeon atau "Aula Dewi Kwan-Im". Gwaneumjeon berdampingan dengan Aula Biro yang menyimpan harta nasional nomor 26, patung Buddha Wairocana dalam posisi duduk.Geuknakjeon ("Aula Kebahagiaan Tertinggi") menyimpan patung Buddha Amitabha yang disepuh emas. Patung Buddha ini merupakan harta nasional nomor 27.
Stupa Sarira (사리탑) adalah harta nasional nomor 61, merupakan tempat yang berbentuk lentera batu yang menyimpan relik pendeta atau anggota kerajaan. Sarira tersebut berasal dari zaman Goryeo, namun memperlihatkan pengaruh seni Silla. Stupa Sarira berada di sebelah kiri taman Aula Biro. Stupa ini pernah dibawa ke Jepang pada tahun 1906, namun dikembalikan pada tahun 1933.
4. HAEINSA
Haeinsa atau Kuil Haein adalah kuil Buddha utama dari sekte Jogye di Korea Selatan dan menyimpan Tripitaka Koreana, cetakan Tripitaka kayu yang berjumlah 81.258 pres kayu sejak tahun 1398.[1] Sebagai salah satu Tiga Kuil Mustika, Haeinsa melambangkan Dharma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar