ANYEONG HASEYO

ALL ABOUT KOREA ADA DISINI...

Rabu, 28 Desember 2011

Anggota Parlemen Korea Selatan Baku Hantam

Sidang parlemen Korea Selatan yang digelar hari rabu (8/12) kemarin berubah menjadi sasana tinju. Sejumlah besar anggota partai yang menghadiri sidang tersebut saling baku pukul untuk memperjuangkan kepentingan partainya. Bahkan seorang anggota parlemen dilarikan ke rumah sakit setelah dihajar menggunakan palu sidang oleh lawannya.
tawuran1
Tawuran bermula saat terjadi beda pandangan antara anggota Partai Nasional Agung (GNP) yang pro-pemerintah, dengan Partai Demokratik yang beroposisi. Partai Nasional Agung mengajukan anggaran tahun depan sebesar 309 trilliun won, namun pihak oposisi berpendapat jumlah tersebut terlampau besar, dan mereka menuntut agar jumlah anggaran diturunkan menjadi 11 trilyun saja.
tawuran2
Adu mulut akibat perbedaan pandangan itu berubah menjadi tukar menukar pukulan. Segera saja sejumlah besar anggota partai yang hadir terlihat sibuk melayangkan bogem dan tendangan satu sama lain. Suasana ricuh tersebut berlangsung cukup lama dan seru.
tawuran3
Setelah tawuran mereda, seluruh anggota partai oposisi (Demokratik) melakukan boikot terhadap pemungutan suara / voting. Namun pemungutan suara tetap dijalankan terlepas dari boikot tersebut. Hasilnya, sebanyak 165 suara menyatakan setuju dengan jumlah anggaran awal, dan hanya satu suara yang menolak.
Rencana anggaran yang diusulkan partai pro pemerintah tersebut akhirnya disahkan pada pukul 16.52 waktu setempat. Jumlah tersebut lebih besar 6% dari jumlah anggaran tahun ini yang sebesar 292 trilliun won.
Hadu..wakil rakyat yang terhormat, jangan kayak anak kecil ah..malu tuh diliat tetangga

Sinopsis 49 Days Episode 3 part 2

Min Ho tiba-tiba bicara, ada apa? katakan detilnya. Ji Hyun kaget,

..awalnya ia pikir Min Ho bicara padanya tapi Min Ho melihat menembusnya, jadi Ji Hyun ikut menoleh dan tarra...

Shin In Jung berbaring di sofa di belakang Ji Hyun. Ji Hyun terbelalak melihatnya.

In Jung duduk dan berkata ia sudah mengatakan semuanya. Ji Hyun tidak percaya melihat kedekatan keduanya.

In Jung berkata kalau Ibu Ji Hyun tidak curiga dan Min Ho berkata kalau seharusnya In Jung bisa berbohong lebih baik lagi, misalnya, kau meninggalkan sesuatu di kamar Ji Hyun atau apa.

In Jung beralasan kalau ia tidak bisa berpikir saat Ibu Ji Hyun berkata seperti itu.
Ji Hyun bingung, apa yang kalian bicarakan?

Min Ho tanya apa In Jung yakin stempel itu ada di laci Ji Hyun? In Jung yakin, karena Ji Hyun menyimpan semua yang ada hubungan dengan uang, rekening, cek, bank dan stempel di laci itu.

Ji Hyun semakin tidak mengerti, stempelku? Ji Hyun ingat, ia sudah memberikannya pada Min Ho waktu itu (setelah ketemu Han Kang di toko roti, ia pergi ke kantor ketemu Min Ho, lalu Min Ho pergi dengan ayah Ji Hyun, setelah itu ketemu dengan In Jung.), kenapa ia mencarinya lagi?

Min Ho berkata seharusnya ia mengeceknya waktu itu.

Flashback, Min Ho ketemu dengan dua orang pria dan memberikan amplop coklat yang berisi sertifikat tanah Ji Hyun. Dari Ji Hyun ke Min Ho, dalam amplop seharusnya juga ada stempel Ji Hyun.

Tapi saat itu, Ji Hyun sedang berbunga-bunga karena akan menikah dan banyak urusan lainnya, sehingga tidak konsentrasi dan justru memasukkan lipstik ke dalam amplop.

Min Ho sedikit malu dan menelepon Ji Hyun, tapi yang terdengar justru suara pria, ternyata saat itu Ji Hyun kecelakaan.

Kembali ke masa kini, Min Ho berkata ia tidak mengerti, tidak peduli betapa sibuk atau berbunga2-nya seseorang, ia tidak pernah membayangkan Ji Hyun akan memberikan stempelnya tanpa berpikir. (Karena stempel di Korea seperti tanda tangan kalau di Ind)

Ji Hyun syok, jadi itu sebabnya Min Ho segera ke UGD? siapa tahu menemukan stempelnya?

In Jung sudah tidak bisa ke rumah Ji Hyun lagi kalau ibunya ada di sana. Min Ho sudah berkata pada ayah Ji Hyun kalau kontraknya sudah beres. Sekarang mereka bingung.

Min Ho : Sebelum dia (Ayah Ji Hyun) tahu, kita harus menemukan stempel itu, jika ia tahu kalau tanah Ji Hyun tertinggal, maka rencana kita akan gagal, semua hal yang sudah kulalui demi mendapatkan tanah itu jadi sia-sia.

Min Ho minta In Jung pulang saja dan pastikan jangan sampai terlihat orang. Ia yang akan memikirkan caranya.

Ji Hyun syok, apa yang akan kalian lakukan pada ayahku? Kayanya sih ayah Ji Hyun cuma percaya Min Ho untuk mendirikan resort, tapi Min Ho ingin ganti nama dan menjualnya diam-diam, lalu kabur dengan uangnya. Ini mungkin bisa membuat ayah Ji Hyun rugi besar.

Ayah Ji Hyun sampai rumah dan melihat istrinya mengemasi baju. Ibu Ji Hyun ingin tinggal di RS. Tapi suaminya melarang karena dia bahkan tidak bisa tidur meskipun minum obat tidur.

Ibu Ji Hyun berkeras, dan bahkan menyuruh pembantunya menyiapkan handuk, pasta gigi, sampo dll. Ayah Ji Hyun menghentikan istrinya.

Ibu Ji Hyun menangis dan berkata ia ingin mati saja sebelum Ji Hyun mati, suaminya menghela nafas dan sedih sekali, lalu bagaimana dengan aku.

Ji Hyun mengikuti In Jung keluar, lalu pergi. Ji Hyun ingat perintah Scheduler dan ia memegang kalungnya, sekarang..apa yang harus kulakukan? Lalu menangis.

Ji Hyun masuk ke tubuh Yi Kyung lagi dan bangun untuk mengunci pintu. Tapi ia keluar lagi karena sudah malam hari.

Yi Kyung bangun dan pergi ke dapur, ia membuka sebuah tong dan mengambil uang dari situ. Astaga..tong itu penuh dengan amplop isi uang, apa selama ini Yi Kyung tidak menggunakan uang gajinya? (la wong cuma makan mie instant tiap hari, tidak pernah beli kosmetik dll ) wow..dia sebenarnya banyak uang. Menyedihkan memang, orang yang sudah kehilangan semangat hidup.

Yi Kyung bertemu pria yang menyelamatkannya lagi dan ia tanya, berapa hutangnya?

Pria itu mencoba mengajak bicara, kalau ia tidak dapat diskon, karena Yi Kyung tidak punya asuransi, lalu ketika Yi Kyung tanya berapa tarif taksi, pria itu berkata kalau tarifnya juga mahal.
Pria itu tanya apa Yi Kyung tidak ingin tahu siapa dia. Yi Kyung berkata tidak.

Pria : Apa kau tidak ingin tahu kenapa aku ada di lokasi kecelakaan?
Yi Kyung berkata itu sama sekali tidak masalah.
Pria : Bagaimana jika aku bilang kalau aku tahu mengapa kau pergi kesana.

Yi Kyung baru memandangnya. Pria itu ingin Yi Kyung tanya padanya, tapi dasar Yi Kyung, ia justru berkata selamat tinggal. Pria itu berkata ia akan ke sini lagi besok. (Jangan2 dia kakak atau saudara atau teman pacarnya Yi Kyung..?)

Setelah pria itu pergi, Yi Kyung merasa terganggu dengan poninya yang jatuh terus, dia heran dan memegang rambutnya, rambutku..kok bersih ya? (dalam hati kayanya..)

Yi Kyung pulang, tapi Ji Hyun tidak langsung masuk ke tubuh Yi Kyung. Sekarang Ji Hyun yang kehilangan semangat.
Waktu : Tinggal 45 hari, 3 Jam, dan 29 menit.
Ji Hyun duduk, Yi Kyung juga, keduanya berhadapan, tidak bergerak.

Lalu malamnya, Yi Kyung ganti baju dan pergi kerja. Ji Hyun mengamatinya, apa kau seperti ini juga...inilah mengapa kau hidup seperti ini? Yi Kyung pergi.
Yi Kyung pulang. Ji Hyun tetap saja disitu. Yi Kyung langsung tidur kelelahan.

Waktu : Tinggal 44 hari, 3 jam, 29 menit (wow..Yi Kyung ini kaya robot, bisa-bisanya ia pulang ke rumah di waktu yang sama, kalo kita pulang kerja biasanya mampir dulu..eh ada yang lucu, makan di sana, disini..ya ngga, hehe..)

Ponsel dari Scheduler bergerak ke arah Ji Hyun. Ji Hyun menendangnya. Ponsel itu kembali, Ji hyun mendorongnya lagi.
Ponsel itu keras kepala sekali dan kembali ke Ji Hyun lagi. Kali ini Ji Hyun mengambil dan melemparnya.

Scheduler muncul tepat waktu untuk menyelamatkan ponselnya. Apa kau percaya bisa menggantinya? Kalau rusak, mau cari dimana ponsel kaya gitu, ya kan?

Ji Hyun murung dan menjawab, aku tidak memanggilmu, kau menggangguku, pergi saja.

Ji Hyun sedih, sepertinya ia tidak akan kembali hidup lagi.

Scheduler berkata kalau Ji Hyun seperti ini, ia akan memanggil lift.
Ji Hyun sedikit kaget, lift? Scheduler melihat jamnya, maunya kapan? Apa jam 11 pagi? Paling tidak kau harus menyelesaikan beberapa hal di lingkunganmu.

Ji Hyun panik sekarang, kau ingin memanggil lift itu? Scheduler berkata karena sudah 2 hari Ji Hyun tidak menggunakan tubuh Yi Kyung. Apa kau ingin pergi?

Ji Hyun : Kata siapa? bagaimana kau bisa melakukan ini, masih 45 hari lagi.

Scheduler meralat, 44 hari. Lalu ia jalan sambil merangkul bahu Ji Hyun, ayo..Aku akan memanggil lift jam 11.

Ji Hyun melepaskan diri dan lari, aku tidak mau. Lalu mengangkat tangannya, seperti anak SMU Korea yang sedang dihukum, aku tidak akan melakukannya lagi.
Scheduler memberi peringatan dengan raut mukanya :)

JH-Kyung kembali ke cafe Heaven dan minta maaf pada Han Kang.

Han Kang berkata bukankah kau keluar hari itu? JH-Kyung menggoyangkan tangannya, tidak..tidak sama sekali tidak, aku punya masalah pribadi yang tidak bisa kukatakan, masalah yang sangat sulit.

Han Kang tanya apa JH-Kyung sudah makan. JH-Kyung menjawab dengan perlahan, belum..sudah dua hari dia belum makan nasi sedikitpun.

Lalu apa ini? tanya pelayan wanita yang memang selalu sirik aja bawaan-nya pada Yi Kyung. Ia mengambil mie instant dari sweater JH-Kyung :)
JH-Kyung berkata bukan dia yang makan..itu mie.

Han Kang memanggil Chef untuk menyiapkan makanan. Lalu pergi. JH-Kyung berkata dengan pelan, Han Kang, terima kasih, benar2 terima kasih banyak.

JH-Kyung mulai kerja dan ia lumayan bagus, karena sudah belajar saat di hotel. Han Kang dan Chef memandangnya dengan heran, dua hari lalu ia sama sekali tidak pengalaman, sekarang ia jadi profesional.
Malamnya, JH-Kyung duduk dan mengamati pasangan yang makan di dekatnya, Han Kang juga mengamati JH-Kyung.

Han Kang mengamati dengan penuh rasa ingin tahu, JH-Kyung menoleh dan Han Kang langsung buang muka.

JH-Kyung melihat Seo Woo masuk dan ia senyum. Tapi Seo Woo tidak mengenalnya dan cuek. Senyum JH-Kyung lenyap ketika melihat In Jung.
Jh-Kyung mengambil sampah dan jalan keluar.

JH-Kyung ketemu Min Ho di luar. Min Ho ramah padanya dan mengucapkan terima kasih, kau staf baru kan? Song Yi Kyung?
JH-Kyung kesal dan jalan pergi. Min Ho heran, kau tidak ingat aku?

JH-Kyung berbalik, apa aku harus ingat? Lalu pergi sambil menangis. Min Ho bingung.

Min Ho dll duduk bersama sambil membicarakan Ji Hyun. JH-Kyung mendengarnya. Seo Woo menceritakan kondisi ayah Ji Hyun.
Min Ho berkata kalau Presiden seharusnya mengurus perusahaan, tapi justru berkeras menjaga Ji Hyun. Han Kang lebih cemas kalau ayah Ji Hyun akan pingsan dan sakit, ia sama sekali tidak merasa perusahaan itu penting.

JH-Kyung mengambil alih tempat air dari pelayan pria dan mendekati meja mereka untuk menuang air. Saat JH-Kyung balik, ia dengar kalau Seo Woo berkata kondisi ibu Ji Hyun lebih parah.

Seo Woo : Dia tidak bisa keluar rumah. Bahkan tidak bisa makan dan tidur.

JH-Kyung kaget dan menjatuhkan tempat airnya sehingga pecah berantakan.

Semua kaget, tapi JH-Kyung seperti blank. Han Kang segera membantunya, kau seharusnya hati2. Jh-Kyung minta maaf dan mengambil pecahan kaca dengan tangannya begitu saja.

Han Kang menarik tangan JH-Kyung dan minta pelayan membereskan pecahan kaca, lalu minta Chef membawa Yi Kyung keluar.

In Jung tidak ingat (karena saat itu, In Jung banyak pikiran, sehingga tidak ingat pernah ketemu JH-Kyung), lalu tanya siapa dia.
Han Kang berkata hanya pegawai paruh waktu.

Min Ho mengajak Han Kang untuk bicara di kantor dan pamit pada kedua teman wanita mereka.

JH-Kyung ternyata menangis di luar, ibu...
Suara Scheduler terdengar di telp untuk mengingatkan waktu.

JH-Kyung masuk lagi dan pelayan wanita itu kesal, selama ini Yi Kyung tidak pernah kerja satu shift penuh. JH-Kyung mengeluh dan jalan menemui Han Kang.

Han Kang sedang bicara dengan Min Ho. Han Kang heran, apa Min Ho bisa kerja sendiri padahal Min Ho belum punya pengalaman.
Min Ho berkata, kalau Ayah Ji Hyun yang memintanya melakukan pekerjaan ini. Han Kang tampak heran.

Lalu JH-Kyung mengetuk pintu dan masuk dan sempat mendelik ke Min Ho. JH-Kyung ingin mengatakan sesuatu pada Han Kang dan minta Han Kang keluar sebentar.
Min Ho berkata ia akan keluar, tapi Han kang minta Yi Kyung mengatakan-nya langsung.

JH-Kyung ingin perubahan jam kerja, dari jam 12 malam ke jam 11 malam. Karena waktu itu, dia sangat kelaparan jadi tidak dengar jelas.
Han Kang : Karena kau tidak jelas mendengarnya, maka kau akan kerja hanya sampai jam 11 malam?

JH-Kyung berkata kalau ia harus kembali ke rumah tepat jam 12 malam, ada yang menunggunya. Ia harus pulang tepat waktu, agar orang itu bisa pergi.
Han Kang setuju, ya sudah pergi sana.

JH-Kyung menegaskan, apa maksudnya pergi? Pergi ya pergi atau pergi...keluar kerja?
Han Kang menjelaskan, kerja dari jam 11 pagi sampai jam 11 malam, jelas?

JH-kyung mengucapkan terima kasih dan masih sempat mendelik ke arah Min Ho dulu sebelum pergi. Ia tidak langsung pergi, tapi menguping pembicaraan keduanya.

Min Ho heran, Han Kang sangat longgar pada gadis itu. Han Kang tidak mengerti (atau tidak sadar?)

Min Ho berkata kalau Han Kang sangat tegas dengan urusan kerja dan tidak tahan kalau ada yang tidak kerja dengan benar, bukankah sekarang Han Kang sangat murah hati pada gadis itu?

Han Kang beralasan ia yang menggaji gadis itu jadi tidak masalah jika ia toleran padanya.
Min ho : Kau tidak pernah serius tertarik dengan seorang gadis. Aku ingin tahu, apa dia tipe wanita yang kau sukai?

Lalu Min Ho berkata kalau ia juga bertahan dengan tragedi ini, karena itu yang diinginkan Ji Hyun (pura-pura). Han Kang membenarkan. Tapi JH-Kyung tidak, ia berkata dalam hati, tidak, tidak pernah. Bukan itu yang kuinginkan. Oppa..apa kau adalah orang seperti ini?

Saat diluar, wajah Scheduler muncul di ponsel, dan bernyanyi. JH-Kyung buru2 pulang.

Yi Kyung makan mie instant dan dua tukang ribut itu ada di kanan kirinya (aku ingin tahu, LYW ketawa ngga ya dengan scene ini, takut kesedak mie hahaha..)

Ji Hyun minta diijinkan bisa menyentuh benda-benda. Agar ia bisa menyelinap ke kamarnya untuk mengambil stempelnya sebelum digunakan untuk hal yang tidak2.

Scheduler bertopang dagu, kau mengatakan hal yang gila. Ji Hyun mohon, sehari saja, tidak sejam saja. Aku tidak bisa ke rumah dengan tubuh Yi Kyung.

Scheduler pura2 menekan sesuatu, yang kau butuhkan adalah perekam, bip..Scheduler tidak ikut campur masalah manusia, lalu mendelik ke arah Ji Hyun.

Scheduler berdiri, Ji Hyun mengikutinya, mereka ingin melakukan sesuatu dengan tanahku. Ji Hyun tidak tahu persis mereka mau apa, tapi ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan perusahaan ayahnya.

Bukan urusanku, kata Scheduler. Ji Hyun memintanya masuk ke kamarnya dan mengambil stempel. Scheduler mengulang, ia tidak mau ikut campur.

Scheduler berdiri di dapur Yi Kyung dan melihat sana-sini, ia minta jangan memanggilnya ke ruangan ini, kapanpun ia disini, ia merasa tidak enak.
Ji Hyun memelas, apa kau tidak punya belas kasihan? Tidak punya, kata Scheduler, aku pergi.

Scheduler berbalik dan seperti ragu sebentar, lalu berkata sesuatu yang kau tahu, ketoklah dan pintu akan terbuka (ngutip ayat dia, atau maksud Scheduler, mungkin sebenarnya JH bisa gampang keluar masuk, tinggal mengutip ayat itu sebagai passwordnya?)

Lalu Scheduler memberi kode seperti menekan tombol2, sekarang, semua pintu pakai kode rahasia. Lalu ia menghilang.

Ji Hyun masih saja ngomel, kenapa dia tidak membantu sama sekali, lalu ia heran apa maksudnya tadi.

JH-Kyung menemui Han Kang lagi dan berusaha membujuk bosnya itu untuk memberikan waktu bebas padanya. Kalau sekitar jam 3 sampai 5 sore kan tidak banyak pekerjaan...

Han Kang : Jadi?
JH-Kyung : Karena kau tidak akan bisa memecatku, karena...ia mengeluarkan uang dari kantongnya, hanya ini uang milikku, tinggal 36 ribu Won. Jika kau memecatku maka, sampai aku menemukan pekerjaan baru, aku akan kelaparan.

JH-Kyung berkata ia sungguh harus pergi ke satu tempat hari ini.

Han Kang tidak mengerti, sekarang kau mengancamku? hahaha...kasihan banget bos satu ini.
JH-Kyung memohon, ia hanya pergi untuk 3 jam saja dan tidak perlu dibayar untuk 3 jam itu. Han Kang berkata, ia belum memberikan ijinnya.

JH-Kyung sudah yakin kalau Han Kang pasti mengijinkan, ia berkata kalau Han Kang akan beruntung dan lari. Han Kang bicara sendiri, larimu kencang seperti orang yang kukenal.

JH-Kyung pergi ke rumahnya, menunggu pembantu mereka pergi, dan melompati pagar dengan bantuan kotak. JH-Kyung memasukkan kode pintu dan masuk.
Ia membuka sepatu dan menyimpan di kantungnya, lalu jalan berjingkat ke kamarnya.

JH-Kyung melihat foto Min Ho dan menelungkupkannya, lalu sempat berbaring di ranjangnya.

JH-Kyung melihat gaun pengantinnya dan dengan kesal menjatuhkan ke lantai, tapi segera mengembalikan agar tidak ketahuan :)

JH-Kyung membuka lacinya dan menemukan banyak cek, awalnya ia senang dan ingin mengambilnya, tapi terbayang wajah Scheduler yang memerintahkan untuk cari uangnya sendiri, maka dengan kesal, JH-Kyung mengembalikan uang itu ke laci.
Ia mencari stempel, tapi belum juga menemukan-nya.

Min Ho datang sambil membawa bingkisan buah. JH-Kyung melihat dari jendela dan panik, lalu segera jongkok bersembunyi.

Ibu Ji Hyun membuka pintu dan Min Ho heran, kemana pelayan. Ibu Ji Hyun menjelaskan kalau pelayan keluar untuk belanja.

Min Ho mengantar Ibu Ji hyun kembali ke kamarnya dan ia minta ijin untuk mengambil beberapa barang milik Ji hyun, siapa tahu kalau ada barang2nya, Ji Hyun akan lebih cepat sadar.
Ibu Ji Hyun berkata Min Ho lebih tahu apa yang paling disukai Ji hyun, jadi Ny. Shin memberikan ijin, whoa..memang lihai ckckck..(But I can't hate BSB hehe...)

Sementara itu, JH-Kyung berlomba dengan waktu dan membuka laci-lacinya untuk mencari stempelnya yang entah ada dimana. Ia terlihat panik.

Min Ho jalan ke arah tangga dan mulai naik. JH-Kyung membuka kotak demi kotak di lacinya, ia mendengar langkah Min Ho.

Min Ho semakin mendekat...JH-Kyung menoleh, ia terperanjat.

Min Ho sudah di depan pintu dan membuka handelnya, ia masuk ke dalam, dan melihat tajam ke satu arah...

JH-Kyung membeku...